Search This Blog

Thursday, September 3, 2009

Membuka "Kotak Pandora", Mencari Baju Batman

Rabu, 28 Januari 2009>>>> Yakinkanmi dulu Dirita......


(... meyakinkan diri sendiri???...)

Tidak tau apa sebenarnya yang terjadi.. Saya cuman mw bilang, bahwa keyakinan itu tidak pernah terbangun dengan sendirinya.. selalu ada petunjuk yg menuntun qta untuk semakin larut bahkan terbenam dalam keyakinan.. slalu butuh tanda2 untuk menuju titik dimana qta benar2 yakin..

Pernah memikirkan ??saat lahir dulu.. qta blum tau apa yg harus kita yakini.. qta lahir tanpa pengetahuan apapun, kecuali insting.. keyakinan qta pada sang pencipta pun, tidak datang begitu saja.. walaupun sy pernah membaca sebuah buku bahwa sejak lahir qta telah dibekali gen yg namanyaGen Spiritualis, sebuah gen yg katanya adalah cikal bakal pencarian tuhan.. gen tersebut secara alamiah menuntun manusia untuk merasa bahwa ada hal yg maha segala kebaikan di atas level manusia, tempat bersandarnya manusia, tempat berpulangnya manusia,titik awal sekaligus titik akhir eksistensi manusia.. konon, itulah mengapa qta selalu haus akan sesuatu yg berbau spiritualis sebagai tujuan akhir saat sebuah permasalahan pelik menimpa qta.. spiritualitas katanya lahir dari ketidakmampuan manusia menjangkau segala hal.. itulah sebabnya mengapa setiap kali qta berhadapan dengan sebuah masalah tak terpecahkan, qta seperti terseret semakin dalam pada spiritualitas. Kira2 seperti Inilah sy menjelaskan mekanisme kerja Gen Spiritualis tersebut..

Terlepas dari benar atau tidaknya keberadaan Gen tersebut, sy tetap mw menyatakan bahwa tidak ada keyakinan yang instan.. sekalipun misalnya Gen Spiritualitas memang ada, tapi setujukah anda bahwa selama masa perkembangan qta selalu disuguhi cerita2 atau bahkan mengalami peristiwa spritual yg membuat qta semakin yakin bahwa Tuhan itu ada?? (ingat, bahwa Nabi Musa As pun pernah
mempertanyakan keberadaan Tuhan saat dipuncak gunung Jabal Musa, semenanjung Sinai, Mesir)

Nah, paragraf-paragraf diatas hanya sekedar pengantar.. bahwa untuk hal yang merupakan hakikat manusia pun butuh petunjuk untuk sampai di level yakin.. APALAGI.... untuk meyakini hal diluar dari hakikat kemanusiaan...

Saya sepakat ketika dalam kasus tertentu ada seseorang yang mengatakan pada saya : "yakinlah akan hal ini...bla.. bla.. bla.." pada saat itu juga secara otomatis saya mengiyakan pernyataan orang itu baik lisan maupun dalam batin.. saya mungkin saja akan merespon dengan ucapan "iya, saya yakin" tapi yang sesungguhnya saya rasakan adalah "iya, saya mw meyakini tp tolong juga berusaha untuk membuat smuanya tampak meyakinkan.."

Saya mw menganalogikan seperti ini :
A dihadapkan pada situsi dimana A harus melakukan perjalanan seorang diri.
A berkata pada B : "wahai B, yakinlah bahwa saya sehat wal afiat untuk melakukan perjalanan ini, tidak akan terjadi apa2 pada saya..kamu tenang saja yah.."
Saat itu B ingin sekali meyakini pernyataan A sebab B memang tidak mau meragukan A, tapi disisi lain B tahu bahwa A adalah orang yg mudah terserang penyakit dan perjalanan yg akan ditempuh A sangat beresiko. Namun B tidak bisa menolak keinginan A untuk menempuh perjalanan tersebut karna perjalanan ini sangat penting bagi keduanya..

Awalnya, A hanya berusaha meyakinkan B dengan kalimat2 yang menenangkan.. B memang percaya, tp belum benar2 yakin melepas A melakukan perjalanan.. B ingin sesuatu yg lebih bisa meYAKINkan dirinya.. (owiya..jangan lupa, B bukannya tanpa alasan meragukan A... ingat itu....dalam kasus ini banyak faktor yang membuat B tidak yakin pada keputusan A untuk melakukan perjalanan seorang diri..)

Untuk meYAKINkan B, maka A memberikan poin/unsur/element pendukung yang dapat membantu agar B semakin dekat pada titik Yakin, seperti :
A dan B menyiapkan obat dan vitamin sebagai bekal, A mengajak B ke Dokter untuk check kesehatan, A bersama B mencari tahu mengenai kondisi medan perjalanan apakah relatif aman atau tidak,...
dengan demikian, mana tindakan yang lebih bisa meYakinkan B???
- Sikap A menanamkan keyakinan hanya dengan kalimat??
- Ataukah, sikap A yang melibatkan B dalam berbagai point/unsur/element pendukung keYAKINnan??

ataukah ada dari pembaca sekalian yang punya jawaban sendiri, seperti: " KALO SUDAH YAKIN DARI AWAL APAPUN YANG TERJADI TIDAK AKAN MENGGOYAHKAN KOQ.." ada yang punya pemikiran seperti ini???

NNnnnaaaahhh.... disinilah letak salah kaprahnya menurut saya. kita ulang kalimat "KALO SUDAH YAKIN DARI AWAL....">>>> Menurut anda dimana atau kapankah titik YAKIN DARI AWAL pada kasus yang menimpa A dan B?? Kalau pembaca sependapat dengan saya, titik awal keYAKINan pada kasus tersebut terletak saat A berhasil meyakinkan B dengan point/unsur/pendukung keYAKINan.. Bukan pada saat A meyakinkan B hanya dengan kalimat...karna saat itu B masih dalam level percaya belum sampai pada level yakin..

Bagaimana bisa yakin, kalo point2, unsur2, atau element2 ke arah meYAKINkan tidak terpenuhi???????? sedangkan yang menonjol justru hal yang diTAKUTkan oleh B???????
Pada sudut pandang lain misalnya, owkeylah anggap saja Saya setuju dengan cara Pertama bahwa keYAKINan tidak perlu pembuktian atau opsi-opsi pendukung, bahwa keyakinan bisa terbangun dengan sendirinya, maka saya mau bilang bahwa jelaslah keYAKINan yang dibangun sendirian akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai pada titik Yakin dibanding keYAKINan yang dibangun dengan menggunakan bukti-bukti. iyakan???ya iyalah... Paragraf ini ditujukan pada para pembaca yang malah Pergi melenggang kangkung dengan sebuah lagu ketika mendapati orang yg dia yakinkan belum kunjung Yakin, padahal tidak memberikan bukti-bukti... ya harus sabar dong pak.. bu... hayyyahhh

Kamis, 29 Januari 2009 >>> Me-manage Hati, Mencoba memahami...



Bangun>> cuci muka >> buka laptop >> nyalakan >> my computer >> data (D) >> Nanda >> Photo>> Famz File>> ......... Dapat............

Subuh tadi tidak hujan, tapi hatiku basah dan mendung. knapa yah?? hmmmh.. ternyata tadi sepanjang malam Hujan lokal dihatiku (biarmi Norak, capekma berpikir..), ada yang hilang, ada yang pergi.. Nelangsa.. iya, padahal saya berharap antara Faring, Esofagus, Hidung, Pita suara, dan kelenjar Airmata mau bekerja sama supaya tidak terjadi Hujan lokal tersebut.. apalagi, masa Kondensasi sampai akhirnya terjadi Hujan lokal relatif sangat singkat... tapi, saya sadar bahwa hujan tetaplah penting untuk menjaga keseimbangan unsur-unsur alam, dan Hujan Lokal juga penting sebagai proses pembelajaran memaknai hidup menuju pendewasaan.. Saya SELALU YAKIN TUHAN ITU ROMANTIS.. setelah ini akan meskipun ada Badai, tapi kata Alm.Chryshe BADAI PASTI BERLALU. Amiiiiiinn....

sebelum lanjut, bagi yang tidak mengerti paragraf setelah ini tolongmi kodong dibaca2 itu catatanku sebelumnya. Klik link berikut : SayapKu
owkey??? Lanjukkkk ehheh Okkotska ...Lanjuuuttt...

Saya pernah terpuruk saat salah satu Sayapku gugur 31 Juli 1999, sejak kecil saya hidup dengan imajinasi bahwa saya Punya dua Sayap.. saat saat setelah itu tidak ada semangat dalam hidupku... diperparah dengan keputusan Bahwa satu-satunya Sayapku yang masih ada harus terpisah Ribuan Kilometer dari saya... Tapi, Tuhan punya cerita lain setelah itu.. Di penghujung tahun 2002 Tuhan menghadiahiku (sudah tahu?? bagi saya Tuhan itu Romantis dengan cara-Nya..) sebuah sayap baru.. yah walaupun yg telah gugur tidak tergantikan, tapi hadiah itu betul2 bisa mbuat saya Semangat lagi... ow ya.. ini adalah pandangan saya mengenai Sayap sekitar 6 tahun lalu.. Sekarang telah banyak pandangan Hidup yang berubah..
Walau masih terobsesi dengan Sayap, sekarang Makna Sayap telah sedikit bergeser dari pemahaman 6 tahun lalu.. sekarang saya mengaggap Sayap adalah sesuatu yang tidak akan hilang, tidak akan patah, meski telah gugur... iya... Sayap yang demikianlah yang benar2 sayap menurut saya..

Saya selalu terobsesi dengan Sayap... saya merasa bisa terbang kalau punya Sayap. Dengan sayap saya jadi semangat menjalani hari..

No comments:

Post a Comment