Search This Blog

Thursday, August 14, 2014

Keputusan Berhijab

Setiap muslimah pasti tau dan sadar bahwa menutup aurat adalah hal yang diwajibkan dalam Al-qur'an. Bahkan merupakan perintah Allah. Bukan anjuran bukan pula sunnah tapi: WAJIB.
Namun hanya segelintir yang bisa dengan cepat melangkah (diberi hidayah) untuk menutup aurat. Saya salah satu yang TELAT melangkah kearah sana. Berkali2 dapat hidayah, tapi dengan sombongnya saya berlalu. Saya banyak pertimbangan. Bagaimana kerjaan saya? Trus baju2 saya yg lucu2 gak kepake dong? Laah lagipula saya kan belum punya banyak baju. Seperti itulah saya ketika diketuk hatinya oleh Allah. Too much excuse..



-Tahun 2013. Bulan Ramadhan-

Karna saya tinggal di Jakarta dan selalu ikut acara2 silaturahmi ramadhan suami.. Otomatis saya menyesuaikan diri dengan pakaian yang akan saya pakai. Singkat cerita, selama bulan ramadhan itu saya kerap kali menggunakan pakaian tertutup dan jilbab ketika jalan bersama suami diluar hari kerja atau pada malam hari menghadiri acara2 ramadhan. Saya sendiri kagum dengan kemampuan saya mix and match pakaian yg ada tanpa harus beli. Sehingga saya kerap kali memotret diri dan memasang foto menggunakan jilbab di profil picture blackberry. Banjir pujian. Semua bilang saya cocok pakai jilbab. Mulailah hati terketuk. Tapiiii sebenarnya lebih ke arah fashion. Bukan ingin menutup aurat.



-Ramadhan berlalu.-

Saat berlalunya ramadhan, saya ke kantor kembali dengan gaya saya yg seperti biasa. Seksi. Serba ketat dan mini. Bahkan seringkali saya ini tidak sadar dengan sikap duduk saya. Sangat tidak islami. Tapi sebenarnya ada rasa rindu menutup tubuh dengan busana yg sopan. Ada rasa "telanjang" ketika saya menggunakan pakaian2 minim saya itu. Tapi saya abaikan. Lagi2 excuse: "ini kan demi pekerjaan saya" "saya belum pantas berjilbab" dll dll..
Lalu sampailah pada suatu hari diakhir 2013 menjelang ulangtahun saya, saya berkata spontan kepada teman dekat saya Ines dan Tita. "Buuk, saya mau pake jilbab.. Saya sudah berniat.."
Lalu dijawab ines dan tita dengan dukungan dan support.


Ulangtahun saya berlalu.
Saya belum menggunakan jilbab.
Saya ditegur Tita: "buuk, bukannya ibuk udah niat mau pake jilbab? Kalo udah niat dijalankan lah bukk"
Tapi saya cuek aja. Dan hidayah pun berlalu. Dalam hati saya berkata ":hhmmhh moment tahun baru deh gw pake jilbab"

Awal 2014. Januari.
Saya keterima disebuah bank BUMN. Saya resign dari Bukopin. Singkat cerita saya sudah lupa dengan janji2 saya tentang menggunakan jilbab.


Akhir Januari 2014
Saya sakit. Tiba2 tidak bisa jalan. Tidak bisa naik tangga. Dikantor baru yg serba tidak nyaman makin membuat saya kesakitan. Saya di Opname selama 5 hari. Tidak ada diagnosa yg mengkhawatirkan. Tapi kenapa efeknya sangat besar? Saya benar2 tidak bisa jalan. Bahkan ke Toilet pun saya susah.

Februari 2014
Saya mulai efektif berkantor di kantor baru ini. Sebuah bank BUMN yang terkenal dengan pembiayaan kepemilikan rumah. Saya sebenarnya belum sembuh benar. Tapi karena saya punya tanggungjawab sebagai Priority Banking Officer, jadinya saya paksakan saja. Singkat cerita selama awal februari saya kerja dalam keadaan sakit. Makanpun tidak bisa. Berat badan saya turun drastis.




-14 Februari 2014. Hari kasih sayang Allah pada saya-

Saya merasa ada yang salah dengan tubuh saya. Dengan berbekal keberanian dan bawa diri sendiri ke RS, saya minta diopname. Saya masuk ke UGD sendirian. Suami saya masih kerja kampanye di sulsel. Kebetulan ada adek ipar saya yg menjaga saya diapartemen. Tapi saya tidak mau diantar. Karena ada ponakan saya Badia yang masih kecil. Kasihan kalau harus ikut ke RS.
Akhirnya saya dirawat dan diobservasi. Tiap hari saya diambil darah kiri dan kanan lengan untuk diperiksa di lab. Hasilnya sangat buruk!!! Penyakit yang mengancam jiwa!!! Saya terpukul!! Saya hancur!! Sakit!!! Tiap detik saya hanya menangis. Suami akhirnya datang dihari ke-3 saya dirawat. Lalu atas saran tim dokter saya dipindahkan keruang isolasi. Ruang dimana hanya saya sendiri. Tadinya saya dikelas 2 karena fasilitas kantor adalah kelas 2. Rumah sakit MMC adalah rumah sakit yang punya reputasi bagus. Terpercaya. Perawat2 dan petugas2nya semua profesional. Berat badan saya turun drastis. Saya masih tetap tidak bisa jalan dan makan pun harus dipaksakan. Tarik nafas aja susah. Jangankan tarik nafas!! Bernafas aja saya susah!!
Tapi Allah sangat mencintai saya. Saya diberikan anugerah seorang suami yang menerima saya apa adanya. Dengan penyakit saya yang mengharuskan saya minum obat seumur hidup. Suami saya mensupport dengan penuh cinta. Terimakasih suamiku. Segala puji hanya kepadamu ya Allah. Yang berkali2 aku abaikan namun engkau masih tetap mencintaiku.

-- saya dirawat intensif selama 11 hari --
Karena penyakitnya sudah diketahui, akhirnya diberikan obat dan penanganan yang tepat. Saya mulai bisa tarik nafas dan bernafas lega. Biaya beli obatnya hampir setengah gaji saya tiap bulannya!! Dan itu harus seumur hidup!


- 1 Maret 2014. Saya memutuskan menggunakan hijab -
MIRACLE. Sesuai dengan judul blog yang saya buat 5 tahun lalu ini. Benar2 kehidupan saya dipenuhi keajaiban2. Betapa Allah sangaaaat mencintai saya.



- April 2014-
Saya dapat pesan singkat. Ada lowongan kerja di bank BUMN lain. Bank ini adalah bank yang saya cita2kan sejak masih freshgraduate. Tapi dulu tidak keterima. Saya mengikuti proses ujiannya dari awal. Saya sudah menggunakan hijab. Saya berpikir waah yg lain muda2, cantik2 dan aduhaiiii.. Tapi ternyata perusahaan ini profesional. Juli 2014 saya dapat panggilan untuk test kesehatan. Lolos.


Selama bulan Juni sebenarnya saya sudah tidak lagi minum obat yang katanya harus seumur hidup. Bayangkan 3x1 saya harus minum obat seumur hidup!! Ada suatu hari saya memberanikan diri tidak meminum obat itu. Dan tidak terjadi apa2. Saya baik2 saja. Sampai hari ini.







                     Jakarta, 14 Agustus 2014

No comments:

Post a Comment